Sabtu, 04 Agustus 2012

Mikoyan Guryevich MiG-21


Perang Dingin antara Blok Barat & Blok Timur merupakan ajang antar negara untuk saling berlomba menciptakan alat-alat perang yang andal & ampuh, mulai dari senapan hingga bom nuklir yang mampu meluluhlantakkan suatu wilayah dengan sekejap. Hal tersebut merupakan daya ukur bagi siapa diantara mereka yang paling kuat.


Tak terkecuali matra udara. Pertempuran udara di Perang Korea (MiG-15 Soviet vs F-86 AS) dan Perang Vietnam (MiG-17 & MiG-19 Soviet vs F-4 Phantom AS) merupakan hasil dari persaingan produksi jet tempur yang ampuh untuk merontokkan lawan.





Persaingan tersebut mencapai puncaknya pada 1956, ketika Soviet memproduksi jet tempur baru bernama MiG-21. Oleh NATO diberi kode Fishbed. Kehadirannya mampu merontokkan  bomber serta jet tempur AS. 


MiG-21 dibuat oleh Mikoyan-Guryevich Design Bureau pada 1955, memang diciptakan sebagai fighter-interceptor yang tangguh. Teknologinya merupakan pengembangan dari MiG sebelumnya, yakni MiG-19. Prinsipnya, MiG-21 merupakan pesawat yang mudah dikontrol, beratnya enteng, manuvernya lincah, & mampu diproduksi massal. 


Prototype awal MiG-21 bernama Ye-6 mengalami kegagalan saat ujicoba terbang. 1957, MiG-21 berhasil diproduksi namun belum bisa mengagetkan NATO karena ujicoba senjata & teknologi yang belum akurat. Perbaikan yang dilakukan terhadap MiG-21 membuatnya kemudian tampil  di ajang Perang Vietnam sebagai fighter penebar maut.




Kesuksesannya di Vietnam membuat MiG-21 diproduksi massal & dioperasikan 46 negara, termasuk Indonesia. Varian-varian lain yang diproduksi hingga 20 unit, angka produksinya bahkan menembus 10.000 unit, membuat populasinya tersebar hampir diseluruh penjuru dunia.


MiG-21 mampu terbang hingga ketinggian 60.000 kaki. MiG-21 mampu menyergap pesawat musuh dengan akurat sebab kecepatannya yang mencapai Mach 2. Hal tersebut membuat MiG-21 tampil dalam segala ajang tempur, mulai Perang Vietnam sampai konflik Timur Tengah.


MiG-21 yang pernah memperkuat AURI sebanyak 24 unit, yang dipersiapkan untuk pembebasan Irian Barat, membuat pesawat intai U-2 AS yang terbang dari Filipina menuju Darwin secara diam-diam memotret jejeran MiG-21 serta Tu-16 di Iswahjudi, Madiun. Belanda yang mengetahui  hasil potretan tersebut ketar-ketir dan memilih penyelesaian Irian Barat melalui perundingan damai di PBB. Era 60-an merupakan era-nya kekuatan militer Indonesia terkuat se-belahan Bumi Selatan.


MiG-21 juga dikenal sebagai alat gertak yang ampuh terhadap musuh-musuh Soviet yang berani mengganggu Soviet atau sekutunya kala itu. Misalnya, ketika Blok Barat ribut-ribut dengan Nikaragua th. 1983, kegentingan mereda kala Soviet mengirimkan MiG-21 nya. Kuba yang pernah menjadi musuh bebuyutan AS memborong MiG-21 dalam berbagai varian sebanyak 270 unit.


Filosofi Uni Soviet, sederhana namun tangguh, yang diterapkan pada alutsista buatannya termasuk MiG-21 mampu menggetarkan Blok Barat. Sistem yang dioperasikan terbilang tidak rumit & mudah dipelajari. Apalagi untuk melakukan penadaratan pendek (400 m), pedal tidak harus diinjak sekuat tenaga karena adanya sistem rem parasut yang bekerja otomatis. 



Sayapnya yang delta & tipis dapat meningkatkan kecepatan MiG-21 ketika terbang lurus. Tapi kecepatan akan turun saat MiG-21 melakukan manuver tajam. Mesin Tumanski dengan berat total 16.500 lbs (7.500 kg) membuat bobot pesawat menjadi ringan. Thurst weight ratio yang dimiliki MiG-21 merupakan TWR paling baik (5:1). Mesin Tumanski yang ketika bekerja tidak mengeluarkan asap, membuat Blok Barat kelimpungan.



MiG-21 mampu mendarat di landasan kasar seperti tanah kering tanpa masalah. Contohnya, pilot-pilot MiG-21 AURI melakukan latihan di Kemayoran, sempat ada pesawat yang overshoot & masuk sawah. Kondisi pesawat ternyata baik-baik saja. Begitu pun dengan pilot pun selamat, sebab sewaktu eject akan terlontar bersama kanopi, setelah melayang di udara kanopi lepas & pilot diselamatkan oleh parasut. Teknik eject macam ini memberikan rasa aman kepada pilot agar tidak terjadi benturan terhadap kanopi. Namun pada ketinggian rendah sistem ejectnya mengalami masalah karena waktu yang dibutuhkan untuk terpisahn ya kursi lontar & kanopi butuh waktu lama.




MiG-21 Fishbed J merupakan MiG-21 generasi ketiga, sudah diproduksi di India dengan penambahan berupa pemasangan mesin baru Tumanski R-13-300 & bahan antipanas dari titanium serta penambahan perangkat avionik. MiG-21 yang tergolong paling canggih adalah MiG-2ibis. Pesawat yang telah ditingkatkan daya mesin, avionik, & persenjataan ini kemudian ditingkatkan menjadi pesawat yang lebih canggih, MiG-23. 


Namun kapasitas bahan bakarnya sebanyak 1.470 liter serta tangki cadangan 490 liter, membuat MiG-21 hanya mampu terbang selama 1,5 jam. Kejadian unik semasa Bung Karno berkuasa, MiG-21 yang terlanjur terbang untuk berparade, buru-buru mendarat karena tak sanggup menunggu BK yang hobi berpidato berjam-jam.


Wajar saja, MiG-21 dirancang sebagai interceptor, sehingga kapasitas bahan bakar pun memang terbatas. Kehabisan bahan bakar setelah mendarat yang banyak dialami pilot-pilot TNI AU dahulu adalah kesalahan dari operasi, mengapa pesawat interceptor dibawa terbang sampai jauh. 




Radar yang digunakan pun dibandingkan dengan penempur AS masih ketinggalan. AS menjuluki radar MiG-21 sebagai radar antik "Jay Bird" Radar MiG-21 hanya sanggup menjangkau posisi musuh sebesar 20 mil saja, sehingga pilot perlu mengutamakan pendangan visual, yang sangat bergantung pula dengan cuaca.






SPESIFIKASI:








  • Negara produsen: Rusia (Uni Soviet), China
  • Pabrik  :
  1. Mikoyan-Gurevich Rusia
  2. Xian Aircraft (China) @ Shenyang, Chengdu & Guizhou
  • Versi Rusia

  1. MiG-21F Fishbed C
  2. MiG-21PF Fishbed D
  3. MiG-21PFM Fishbed F
  4. MiG-21R Fishbed H
  5. MiG-21S Fishbed H
  6. MiG-21RF Fishbed H
  7. MiG-21SM Fishbed J
  8. MiG-21M (Type 96/Hindustan Aeronautics-India)
  9. MiG-21PFMA Fishbed J
  10. MiG-21MF Fishbed J
  11. MiG-21SMT Fishbed K
  12. MiG-21SMB Fishbed K
  13. MiG-21bis-A Fishbed L
  14. MiG-21bis-B Fishbed N
  15. MiG-21U Mongol A
  16. MiG-21US Mongol B
  17. MiG-21UM Mongol B
  • Versi China
  1. J-7 / F-7 Fishbed
  2. J-7 II / F-7B Fishbed
  3. J-7 III Fishbed
  4. F-7M Airguard
  5. F-7P Skybolt

Data Teknis

  • WingSpan (rentang sayap) 23 ft. 6 in.
  • Length (panjang) 51 ft. 9 in.
  • Height (tinggi) 15 ft. 9 in.
  • Weight (berat) 18.080 lbs. max.
  • Mesin:
  1. MiG-21 = Tumansky R-11F-300 @ 12,675 lbst w/afterburner
  2. J-7 III = Wopen-13 turbofan @ 14,550-lbst
  • Kru penerbang pilot tunggal
  • Kecepatan Maksimum 1.300 mph.
  • Kecepatan jelajah 550 mph.
  • Jarak tempuh (Range) :
  1. MIG-21 = 400 mi range
  2. MIG-21bis = 600 nm range
  3. J-7 = 230 mi / 370 km lo-lo-lo radius
  4. J-7B = 375 mi / 600 km radius w/ 2 PL-2 AAM + internal fuel
  5. J-7B = 450 mi / 750 km radius w/ 2 PL-2 AAM + drop tanks
  6. J-7M = 550 mi / 875 km radius w/ 2 PL-2 AAM + drop tanks
  7. J-7 III = 525 mi / 850 km radius hi-hi-hi air superiority w/ 2 AAM + drop tanks
  8. J-7 III = 340 mi / 550 km radius lo-lo-hi ground attack w/ 2 bombs + drop tanks
  9. J-7 III = 1.350 mi / 2.200 km ferry range
  • Ketinggian Jelajah 14000 meter
  • Kapasitas Bahan Bakar internal
  1. 2277 kg MIG-21pfs
  2. 2364 kg MIG-21bis
  3. 869 kg J-8
  • In-Flight Refueling (kapasitas pengisian bahan bakar diudara): -
Drop Tank (Tanki bahan bakar cadangan):
  1. MIG-21bis = Drop tank with 391kg of fuel for 51nm range
  2. MIG-21bis = Drop tank with 631kg of fuel for 80nm range
  3. MIG-21bis = Drop tank with 391kg of fuel for 50nm range
  4. J-7 = 800 l drop tank with 639kg of fuel for 111nm range
  • Take-Off Runway (kecepatan lepas landas)
  1. F-7M = 700-950 m
  2. J-7 III = 800 m (2,625 ft) with afterburning
  • Landing Runway (kecepatan mendarat)
  1. F-7M = 600-900 m with brake-chute
  2. J-7 III = 550 m with flap blowing, drag-chute and brakes
  • Sensor
  1. MIG-21pfs = Spin Scan (R1L) radar, RWR, Balistic bombsight
  2. MIG-21bis = Jay Bird radar, RWR, Balistic bombsight
  3. J-7 = Type 222 ranging radar, RWR, Ballistic bombsight
  • Armament (Senjata)
  1. One NR-30 30mm cannon plus
  2. MIG-21pfs = K-13 AA-2 atoll, FAB-500, FAB-250, UV-16-67 rocket pods
  3. MIG-21bis = UV-69 57 rocket pods, AA-8 Aphid, FAB-250, FAB-500
  4. J-7 = 2 PL-2 or PL-7 AAM and 1 800 L drop tank (685 nm)

Negara pengguna

Afganistan, Albania (J-7), Aljazair, Angola, Azerbaijan, Bangladesh, Bulgaria, Myanmar, Kamboja, Cina (J-7), Kongo, Kroasia, Kuba, Ceko, Mesir, Ethiopia, Finlandia Jerman Timur, Guyana, Hongaria, India, Indonesia, Iran, Irak, Kazakhstan, Laos, Libya, Madagaskar, Mali, Mongolia, Mozambik, Nigeria, Korea Utara, Yaman, Pakistan (J-7), Polandia Rumania, Slovakia, Sri Lanka, Sudan, Syria (Suriah), Tanzania, Vietnam, Yugoslavia (Serbia-Montenegro), Zambia, Zimbabwe




Sumber: 

Edisi Koleksi Angkasa, The Most Famous Jet Fighters
id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar