Minggu, 29 Juli 2012

Tupolev Tu-16, Legenda Bomber Strategis Milik Indonesia Asal Beruang Merah (3)



Akhir dari Tu-16 sangatlah tragis. Pengadaannya & penghapusannya lebih banyak ditentukan oleh satu perkara: Politik! Menurut Bagio, mantan anggota Skatek 042, AURI harus menghapuskan seluruh armada Tu-16 sebagai syarat mendapatkan F-86 & T-33 dari AS.

Tu-16 memang maju pada jamannya. Dilengkapi perangkat elektronik yang canggih, badannya yang kukuh, karena tidak mempan dibelah dengan kapak besar. Sambungan sayap dan mesin pun tak kuat dibelah dengan las besar. Itu karena campuran magnesiumnya lebih banyak daripada alumuniumnya.



Bukannya Tu-16 tanpa cacat. Beberapa bagian pesawat ada yang tidak cocok dengan  spare pengganti bahkan spare yang diambil secara kanibal. Seperti blister (kubah kaca), harus diamplas agar sesuai dengan kedudukannya. Belum lagi masalah suku cadang. Pengadaan yang rumit karena hanya ada di Kemayoran & Ujung Pandang. Suku cadang yang dipasok memang cukup memadai, namun masalah politik yang membelitnya sangat kuat. Nasibnya yang tak jelas kemudian, membuat AURI pernah berminat untuk menjualnya ke Mesir. 

Menurut Suwandi Sudjono, pilot Tu-16, menerbangkan Tu-16 dalam setahun hanya 12 kali (pasca G30S). Kanibalisasi pun dilakukan agar pesawat tetap bisa terbang. Oktober 1970 dilakukan test flight Tu-16, no. M-1625 setelah kanibalisasi habis-habisan. Memang banyak spare yang tidak cocok, namun menurut Subagyo, Komandan Wing Logistik 040, mesinnya masih ada 20 mesin, namun tanpa suku cadang lainnya. Pada hari itu pula Tu-16 M-1625 merupakan pesawat terakhir yang siap terbang!










Farewell flight (penerbangan perpisahan) dilakukan para awak Tu-16 pada Oktober 1970 menjelang HUT ABRI. Tu-16 dengan nomor M-1625 ditumpangi 10 orang, terbang dari Madiun ke Jakarta. "Sempat kesasar waktu kita cari Monas," ujar Zainal Sudarmadji. Saat kembali ke Madiun, bannya meletus karena awaknya sengaja mengerem mendadak.



Namun Tu-16 AURI memang memberi efek psikologis bagi lawan-lawan Indonesia saat itu. Sudjijantono, pilot  Tu-16 angkatan Cakra I menuturkan, bahwa namanya masih terpampang sebagai pilot Tu-16 di ruang operasi Subic Bay.



Awal 1970, KSAU Marsdya Suwoto Sukendar mengatakan hanya 15-20% pesawat AURI yang dapat terbang, sedangkan AURI hanya 40%, karena tidak ada suku cadang dari Soviet. Tahun 1970, dikenang sebagai tahun pemusnahan senjata dari Blok Timur.



Sumber: 
Edisi Koleksi Angkasa, Pesawat Kombatan TNI AU
(dengan sedikit perubahan kata-kata)

sumber gambar:
indoflyer.net

Sabtu, 21 Juli 2012

Tupolev Tu-16, Legenda Bomber Strategis Milik Indonesia Asal Beruang Merah (2)



Saat Trikora dikumandangkan, angkatan perang Indonesia sedang berada di puncaknya, yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan terbesar di belahan Bumi Selatan. AURI juga turut mendukung Operasi Trikora, dengan menyiapkan 1 Tu-16 di Morotai yang hanya memerlukan waktu 1,5 jam dari Madiun. Menurut salah satu pilot Tu-16, Kol. (Pnb) Sudjijantono, mereka selalu siaga 24 jam disana. Sesekali terbang untuk memanaskan mesin, namun belum pernah kontak senjata dengan pesawat Belanda. Diantara pilot Tu-16 punya semacam target favorit, yakni kapal induk Belanda, Karel Doorman.



Tu-16 memang menjadi momok menakutkan bagi Belanda, terutama versi Tu-16 KS-1 (Badger B) milik Skadron 42, yang mampu menggotong sepasang rudal anti-kapal KS-1 Kennel. Karena hantaman 6 Kennel mampu menenggelamkan Karel Doorman! Namun sampai akhir permasalahan Irian Barat diselesaikan di meja PBB atas inisiatif Presiden AS Kennedy, Karel Doorman tidak pernah ditemukan.



Lain lagi kisah Idrus Abas (saat itu Sersan Udara I), operator radio sekaligus tail gunner (penembak ekor) Tu-16. Mei 1962, saat perundingan RI-Belanda berlangsung di PBB, awak Tu-16 disiagakan Morotai. Mereka memonitor perundingan dengan berbekal radio transistor. Perintah yang dikeluarkan apabila perundingan gagal adalah langsung Bom Biak. "Kita tidak tahu, apakah bisa kembali atau tidak setelah mengebom," ujar Sjahroemsjah (waktu itu berpangkat Sersan Udara I). Istilahnya one way ticket operation.


Bagi awak Tu-16 yang siaga di Morotai, tidak pernah melupakan jerih payah ground crew. Yakni ketika isi bahan bakar. Untuk satu Tu-16 memerluka 70 drum bahan bakar. Kadang diangkut tidak pakai pesawat, sehingga harus diturunkan dari kapal di tengah laut, kemudian didorong ke darat. Belum berakhir sampai disitu, untuk mengisi kurang lebih 45.000 liter ke dalam tangki pesawat harus memakai cara manual, yakni disuling satu persatu hingga empat hari empat malam. Tu-16 di Morotai hanya sebulan sebelum kembali ke Madiun usai Trikora.


Soal rudal Kennel, memang belum pernah ditembakkan, namun ujicoba pernah dilakukan sekitar th. 1964-65. Kennel ditembakkan ke sebuah pulau karang yang terletak diantara Bali & Ujung Pandang. "Nama pulaunya Arakan," ujar mantan reporter TVRI, Hendro Subroto. Hendro mengikuti dari pesawat C-130 Hercules bersama KSAU Omar Dhani saat ujicoba tersebut. Hercules kemudian mendarat di Denpasar, kemudian menumpang heli Mi 6 untuk melihat perkenaan. "Tepat di tengah, plat bajanya bolong," ujar Hendro.








Di masa kampanye Dwikora-lah, awak Tu-16 membuktikan ketangguhan sang Bomber. Berkali-kali Tu-16 di-intercept (disergap) oleh pesawat Inggris. Rupanya Inggris telah menyadap pembicaraan mereka di Polonia, Medan dari Butterworth, Penang. Salah satu penerbang Tu-16 yang pernah disadap & diintercept yakni Marsekal Muda (Purn) Syah Alam Damanik. Penerbang Tu-16 yang sering mondar-mandir di Selat Malaka, pernah disergap pada tahun 1964 oleh pesawat Javelin. Saat itu ia terbang bersama kopilot Sartomo, navigator Gani & Ketut.



Gani menyarankan agar pesawat diarahkan ke Kuala Lumpur. Saat sudah dekat dengan Butterworth, Penang, seorang awak melaporkan pesawat Inggris, Javelin take-off  dari Penang. Damanik pun membelokkan pesawat. Celaka, ketika pesawat belok Javelin sudah di kanan kiri sayap. Javelin berusaha untuk mendaratkan Tu-16 untuk mendarat (forced down) di Malaysia atau Singapura. Damanik memerintahkan agar semua awak siaga, ia memerintahkan apabila ada semburan api dari Javelin (menembak), langsung balas. Perkiraan Damanik sama-sama jatuh. Anggota Wara (Wanita Angkatan Udara) yang ikut, ketakutan, wajah mereka pucat pasi.


Javelin yang berada di kiri kanan sayap pesawat membuat sayap pesawat bergetar karena kecepatannya yang melebihi batas (di atas mach 1). Namun, Damanik membuktikan kehebatan Tu-16, yakni menambah ketinggian pesawat secara mendadak sehingga membuat Javelin kebablasan. Sambil bersembunyi di atas awan, pesawat pun diarahkan ke Medan.


Lain Damanik, Lain Sudjijantono. Ia ditugaskan menerbangkan Tu-16 ke Medan lewat Selat Malaka (saat Dwikora disiagakan 2 Tu-16 di Medan). Tu-16 yang diterbangkannya terbang dari Madiun, menuju P. Cocos, P. Christmas, Kep. Andaman Nikobar, lalu ke Medan. Tu-16 berikutnya terbang melalui Selat Makassar, Mindanao, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Laut China Selatan, Selat Malakka, lalu ke Medan. Bahkan, ada juga yang nekat melewati Tanah Genting Kra. Namun misi tersebut tetap sesuai perintah BK, yakni tidak menembak sembarangan. Misi yang berbau pengintaian ini juga sempat ketahuan Javelin. Namun Javelin hanya bertindak sebagai "polisi", mengingatkan agar Tu-16 jangan keluar perbatasan.


Pertengahan 1963, AURI memerintahkan 3 Tu-16 untuk menyebarkan pamflet di wilayah musuh. Satu pesawat ke Serawak, satu pesawat ke Sandakan & Kinibalu (keduanya wil. Malaysia), yang ketiga ke Australia. Khusus yang ke Australia, Tu-16 yang dipiloti Komodor Udara Suwondo, bukan menyebarkan pamflet namun berupa perlengkapan militer seperti parasut, alat komunikasi, & makanan kaleng. Rencananya muatan tersebut akan di-drop di Alice Springs, tepat ditengah benua Australia. Hal itu untuk membuktikan bahwa AURI mampu mencapai jantung benua tersebut. "Semacam psy-war buat Australia," ujar Salatun. 


Di Alice Springs ditongkrongi over the horizon radar system. Menurut Marsma (Purn) Zainal Sudarmadji (pilot Tu-16 angkatan Ciptoning II), radar tersebut berfungsi untuk memantau seluruh wilayah Asia Pasifik. Pesawat diberangkatkan dari Madiun sekitar jam 1 malam. Pesawat kemudian terbang rendah untuk menghindari radar. Sampai berhasil menembus Australia & menjatuhkan bawaan, tidak terjadi apa-apa. F-86 Sabre serta rudal anti pesawat Bloodhund juga tidak terlihat kemunculannya. Pesawat sampai di Madiun ketika matahari sudah agak tinggi.


Misi penerbangan ke Sandakan dipercayakan oleh Sudjijantomo & Letkol Sardjono. Berangkat dari Iswahjudi pukul 12 malam, pesawat terbang hingga ketinggian 11.000 m, dan sampai di Sandakan menjelang adzan Subuh. Lampu rumah penduduk masih menyala, kemudian pesawat turun hingga 400 m. Persis di atas target, bomb bay pun dibuka, pamflet pun bertebaran. Pesawat kemudian berputar, kembali ke lokasi semula. Ternyata gelap, tidak ada satupun rumah penduduk yang menyala. Rupanya Inggris mengajari penduduk mengantisipasi serangan udara. Pesawat kemudian kembali ke Iswajudi pukul 08.30 pagi. Semua Tu-16 kembali dengan selamat.




(bersambung ke bagian 3)



Sumber:
-Edisi Koleksi Angkasa, Pesawat Kombatan TNI-AU
 (dengan sedikit perubahan kata-kata)

Jumat, 20 Juli 2012

Tupolev Tu-16, Legenda Bomber Strategis Milik Indonesia Asal Beruang Merah (1)

Indonesia pernah menjadi negara dengan kekuatan militer terbesar di Asia, bahkan di belahan bumi selatan. Kekuatan Indonesia yang pada saat itu bertumpu pada alutsista buatan Blok Timur, seperti MiG-21 &Tu-16..



Pada waktu itu, Indonesia merupakan negara keempat yang mengoperasikan pesawat pembom. Indonesia juga negara pertama  di belahan bumi selatan yang mengoperasikan jet tempur berkecepatan Mach 2. Tu-16 dibeli untuk menutupi kemampuan B-25 yang terbatas, yang kala itu AURI harus melawan AUREV (AU Permesta). B-25 yang ada saat itu malah merepotkan, karena daya jelajahnya terbatas, sehingga pangkalannya harus digeser. Hal yang tidak efektif tersebut diperparah ketika AS mengembargo suku cadangnya.

Saat itu keberadaan Tu-16 memang menakutkan. Dengan jangkauan terbang hingga 7200 km, kecepatan hingga 1050 km/jam, dan ketinggian terbang hingga 12800 km, wajar saja membuat AURI disegani. Tu-16 dioperasikan dibawah kendali Wing Operasi 003, membawahi Skadron 41 (14 unit Tu-16 Badger A) dan Skadron 42 (12 unit Tu-16 Badger B KS).


Awalnya, Rusia masih bimbang untuk meluluskan permintaan Tu-16 kepada Indonesia. Menurut Dubes Rusia untuk Indonesia Zhukov Tu-16 masih dalam pengembangan & belum siap untuk dijual. AURI ngotot. BK (Bung Karno) terus menguber Zhukov tiap kali bertemu. Zhukov pun kemudian melaporkan keinginan BK kepada Menlu Rusia Mikoyan. Mengapa BK begitu semangat? Letkol Salatun-lah pangkal masalahnya. "Saya ditugasi Pak Surya (S. Suryadarma - KSAU/Menpangau periode itu)menagih janji kepada BK setiap ada kesempatan"

Salatun menemukan proyek Tu-16 dari majalah penerbangan asing tahun 1957, kemudian menyampaikan kepada Suryadarma. "Dengan Tu-16, awak kita bisa terbang setelah sarapan pagi menuju sasaran terjauh  sekalipun dan kembali sebelum makan siang", jelasnya kepada KSAU. "Bagaimana pangkalannya?" tanya Pak Surya. "Kita akan pakai Kemayoran yang mampu menampung pesawat jet", jawab Salatun. Seiring rencana pengadaan Tu-16, landas pacu Lanud Iswahjudi, Madiun, turut diperpanjang



Proses pembeliannya memang tidak mulus. Sejak dikemukakan, baru terealisasi 1 Juli 1961, ketika Tu-16 pertama mendarat di Kemayoran. Ketika lobi pembeliannya tersekat dalam ketidakpastian, Cina pernah dilirik agar membantu menjinakkan “beruang merah”. Caranya, Cina diminta menalangi dulu pembeliannya. Namun usaha ini sia-sia, karena neraca perdagangan Cina-Rusia lagi terpuruk. Sebaliknya, “Malah Cina menawarkan Tu-4M Bull-nya,” tutur Salatun. Misi Salatun ke Cina sebenarnya mencari tambahan B-25 Mitchell dan P-51 Mustang.

Pemilihan Tu-16 bukanlah semata alat diplomasi, melainkan karena embargo senjata AS. Apalagi pada saat bersamaan AURI butuh suku cadang B-25 & P-51 untuk menghantam AUREV. 



1960, Salatun berangkat ke Moskow bersama delegasi pembelian senjata yang dipimpin jendral AH Nasution. Mereka hanya diperintahkan BK hanya untuk cari senjata. Betapa kagetnya delegasi ketika Tu-16 masuk kedalam daftar persenjataan yang ditawarkan Uni Soviet. "Karena Tu-16 kami berikan kepada Indonesia, maka pesawat ini akan kami berikan kepada negara sahabat lain"
Hebatnya lagi, AURI pernah mengusulkan untuk mengecat bagian bawah Tu-16 dengan cat anti radiation paint, yakni cat anti radiasi bagi pesawat pembom berkemampuan nuklir. "Gertak musuh saja, AURI kan tak punya bom nuklir", tutur Salatun. Usul ditolak.

AURI dengan segera mempersiapkan awaknya. Puluhan kadet dikirim ke Cekoslovakia & Rusia. Angkatan tersebut dikenal sebagai angkatan Cakra I, II, III, & Ciptoning I & II. Mulai 1 Juli 1961, 24 pesawat Tu-16 mulai datang bergiliran, diawaki oleh awak Rusia maupun Indonesia. Pesawat pertama dengan registrasi M-1601 yang diterbangkan Komodor Udara Cok Suroso Hurip mendarat di Kemayoran. 



Hal tersebut mengundang perhatian dari kalangan luas, terutama intel AS. Kesempatan pertama intel-intel AS melihat Tu-16 dari dekat, memberi kesempatan untuk mengetahui kapasitas bahan bakar & daya jelajahnya. Pesawat intai U-2 Dragon Lady pun dilibatkan. Pengintai tersebut melihat Tu-16 serta jet tempur Blok Timur yang amat ditakuti Barat berjejer di Iswahjudi, Madiun.

(Bersambung ke bagian 2)

Sumber:

Edisi Koleksi Angkasa: Pesawat Kombatan TNI-AU

Selasa, 17 Juli 2012

Aerosmith - I Don't Want To Miss A Thing

I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you is a moment I treasure

Don't wanna close my eyes
I don't wanna to fall asleep
Cause I'd miss you baby
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing

Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what's your dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes
And thank God we're together
I just wanna stay with you in this moment forever
Forever and ever

I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you baby
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing

I don't wanna miss one smile
I don't wanna miss one kiss
I just want to be with you
Right here with you, just like this
I just want to hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you baby
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing

I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you baby
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing

Don't want to close my eyes
I don't, I don't want to fall asleep
And I don't want to miss a thing